Ujian Mid Semester
Matakuliah :
Kimia Bahan Alam
Kredit :
2 SKS
Dosen :
Dr. Syamsurizal, M.Si
Hari/Tanggal :
Sabtu, 24 november 2012
Waktu :
15.30 sd 09.00 pagi ( 26 november 2012 )
1. Kemukakan
gagasan anda bagaimana cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak punya
potensi ( tidak aktif ) dapat dibuat menjadi senyawa unggul yang memiliki
potensi aktifitas biologis tinggi. Berikan dengan contoh.
Jawab:
Salah satu cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang
tidak mempunyai potensi menjadi senyawa yang unggul yang memiliki potensi
aktifitas biologis tinggi yaitu pada biji alpukat. Kebanyakan orang-orang yang
sudah memakan alpukat biji dari alpukat itu sendiri pasti langsung di buang.
Padahal pada biji alpukat itu banyak mengandung alkaloid yang banyak digunakan
sebagai obat-obatan.
Selain buah
dan daunnya, biji buah alpukat juga bisa digunakan untuk mengurangi kadar
gula dalam darah (Hariana, 2004). Oleh sebab itu, biji buah alpukat diduga
memiliki senyawa-senyawa metabolit sekunder. Untuk menganalisis
senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut perlu dilakukan skrining
fitokimia. Zuhrotun (2007) telah melakukan analisis senyawa metabolit
sekunder biji buah alpukat bulat dengan membandingkan sampel biji buah
alpukat bulat dengan ekstrak etanol biji buah alpukat bulat. Padahal, biji
alpukat mengandung banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Biji alpukat
memiliki kandungan yang bisa menjadikannya sebagai obat maag dan obat
diabetes. Limbah biji alpukat dapat bermanfaat dengan beupaya mengolah
menjadi tepung.
Cara Pengolahan Biji Alpukat Untuk Diabetes :
§
Petama-tama Biji alpukat diiris
tipis kemudian dikeringkan sampai kadar air kira-kira 0% (sangat
kering)
§
Sangrai biji alpukat yang sudah
kering di atas wajan
§
Biji alpukad digiling/dihaluskan
hingga menyerupai serbuk kopi
Cara
Penyajian :
§
Campurkan 1-2 sdm serbuk biji
alpukad dalam segelas air panas
§
Aduk dan biarkan mengendap dalam
beberapa jam
§
Konsumsi dalam keadaan dingin
§
Untuk serbuk yang mengendap jangan
dikonsumsi
§
Lakukan secara rutin sampai
kesembuhan mulai dirasakan
|
|
2. Jelaskan
bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam yang memiliki potensi biologis tinggi
dan prospektif untuk kemaslahatan makhluk hidup dapat disintesis di
laboratorium
Jawab:
Kulit
manggis yang dahulu hanya dibuang saja ternyata menyimpan sebuah harapan untuk
dikembangkan sebagai kandidat obat.
Ekstrak Kulit Manggis
XAMthone Plus adalah kombinasi unik dan kompatibel serta komprehensif dari
treknologi anyar dan terbaru. Xamthone lahir dari kajian mendalam dengan
melibatkan para ahli berpengalaman. Selama mengkonsumsi xamthone plus tubuh
mampu menyerap 100% semua nutrisi. XAMthone Plus ini merupakan suatu produk
yang suda diolah sehingga memiliki manfaat yang sangat tinggi melebihi kulit
manggis itu sendiri apabila dikonsumsi begitu saja. Xanthones merupakan
komponen yang paling bermanfaat pada kulit manggis. Sudah banyak klaim mengenai
kedahsyatan xanthones yang dipublikasikan di artikel maupun jurnal. Hal ini
karena xanthones memiliki aktivitas sebagai antikanker, antibakteri, dan
antiinflamasi. Selain itu, xanthones juga berpotensi untuk memelihara kesehatan
sistem imun serta mendukung kesehatan mental, keseimbangan mikrobiologi, dan
meningkatkan kelenturan sendi.
Xanthones
adalah senyawa keton siklik polipenol ( C13H18O2). Struktur dasar xanthones
terdiri dari tiga benzena dengan satu benzena di tengahnya yang merupakan
keton. Hampir semua molekul turunan xanthones mempunyai gugus penol, sehingga
xanthones sering juga disebut polipenol.
Xanthones
biasanya terdapat dalam tumbuhan berbunga dan tumbuhan keluarga
manggis-manggisan. Xanthones memiliki 200 jenis zat turunan dan 40 di antaranya
langsung ada dalam kulit manggis. Xanthones dalam buah manggis terdapat di
bagian kulit manggis dan sedikit dalam kulit biji.
3. Jelaskan
kaidah-kaidah pokok dalam memilih pelarut untuk isolasi dan purifikasi suatu
senyawa bahan alam. Berikan dengan contoh untuk 4 golongan senyawa bahan alam :
Terpenoid, alkaloid, Flavonoid, dan Steroid.
Jawab:
Menurut saya, yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
pelarut untuk mengisolasi dan purifikasi suatu senyawa bahan alam yaitu
-
Pelarut yang digunakan mudah melarutkan bahan
yang di ekstrak
-
Pelarut tidak bercampur dengan cairan yang di
ekstrak
-
Pelarut mengekstrak sedikit atau tidak sama
sekali pengotor yang ada
-
Pelarut mudah dipisahkan dari zat terlarut
-
Pelarut tidak bereaksi dengan zat terlarut
melalui segala cara
- Pelarut yang
digunakan dalam proses isolasi tidak mudah menguap. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah titik didih suatu pelarut itu.
-
Pelarut yang
digunakan tidak terlalu mahal sehingga mudah dijangkau untuk digunakan dalam
proses isolasi suatu senyawa.
-
Pelarut yang
dipilih dapat dengan mudah memisahkan suatu senyawa dalam tumbuhan tertentu.
-
Kegunaan
suatu pelarut dalam proses isolasi suatu senyawa, dan lain-lain.
Contoh senyawa bahan alam yaitu
a. Flavonoid
Dalam daun
sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tanin dan
flavonoid (Manoi,2007). Senyawa flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker,
penyakit paru-paru, ginjal, kanker, memperlancar peredaran darah dan menghambat
pendarahan.
Pelarut yang
digunakan dalam proses isolasi flavonoid adalah etil asetat.
b. Terpenoid
Cara
Kerja
Ekstraksi
Ekstraksi
senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Sokletasi
Seberat
1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L pelarut n – heksana.
Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%.
Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.
2.
Maserasi
Seberat
1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan pelarut metanol.
Ekstrak metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam 100 mL HCl 4 M. Hasil
hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n – heksana. Ekstrak n-heksana
dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana
dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.
(Penelitian I W.
G. Gunawan, I G. A. Gede Bawa, dan N. L. Sutrisnayanti)
c. Alkaloid
Alkaloid
adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen yang ditemukan
dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Alkaloid dilaporkan memiliki beberapa fungsi
medis dalam bidang kesehatan. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) diketahui memiliki
kandungan alkaloid, nutrisi dan kadar karbohidrat yang tinggi. Oleh karena itu,
dalam rangka pemanfaatannya sebagai bahan pangan dilakukan proses pemisahan
alkaloid dari tepung gadung menggunakan proses ekstraksi berbantu gelombang
mikro. Proses ekstraksi padat cair senyawa alkaloid tepung gadung melibatkan
proses pemilihan pelarut, perpindahan massa, panas serta dipengaruhi oleh
beberapa variabel proses seperti waktu, konsentrasi etanol, rasio pelarut-bahan
baku dan daya listrik. Penelitian ini bertujuan memilih pelarut yang sesuai,
mengkaji pengaruh variabel-variabel proses yang meliputi konsentrasi etanol,
rasio pelarut-bahan baku dan daya listrik terhadap rendemen ekstraksi serta
menyusun persamaan perpindahan massa pada proses ekstraksi alkaloid tepung gadung.
Tahapan penelitian meliputi: persiapan bahan baku, ekstraksi alkaloid
gadung serta kajian perpindahan massa. Hasil pelarut yang sesuai dipilih
berdasarkan nilai parameter kelarutan Hildebrand (δt ) yang telah
diprediksi menggunakan metode kontribusi gugus fungsional. Penelitian pendahuluan
dilakukan untuk mendapatkan waktu yang relatif baik bagi proses ekstraksi.
Ekstraksi dilakukan dengan variabel percobaan meliputi rasio pelarut-bahan baku
(10:1-20:1), konsentrasi etanol (96%-75%) dan daya (100-400W). Nilai koefisien
perpindahan massa Kla pada model perpindahan massa dievaluasi melalui optimasi
satu variabel dengan bantuan piranti lunak hitungan MATLAB. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelarut yang sesuai guna isolasi alkaloid dari tepung gadung melalui esktraksi
berbantu gelombang mikro adalah campuran antara etanol dan air. Kondisi optimum
operasi dicapai pada ekstraksi pada waktu 20 menit, konsentrasi etanol 85%,
rasio pelarut-bahan baku 12,5:1, dan daya 100W dengan rendemen mencapai 86,66%.
Model matematika perpindahan massa ekstraksi alkaloid tepung gadung telah
berhasil disusun dengan bentuk akhir , dengan nilai koefisien perpindahan masa
0,10061 s C = 0,0008 − 0,0008.e−0,10061.t -1. Model
tersebut menunjukkan kesesuaian yang bagus dengan data percobaan dengan
rata-rata standar deviasi absolut sebesar 2.96%.
Pelarut yang sesuai untuk mengisolasi
alkaloid dari tepung gadung melalui esktraksi berbantu gelombang mikro adalah
campuran antara etanol dan air. (TESIS
INDAH HARTANTI : ISOLASI ALKALOID DARI
TEPUNG GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI
BERBANTU GELOMBANG MIKRO).
d. Steroid
Isolasi senyawa steroid yang
terkandung pada kulit batang tumbuhan maja (Aegle marmelos (L.) Correa)
dilakukan dengan cara maserasi yang menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol
pekat diekstraksi partisi dengan menggunakan pelarut n-heksana-air (1:1).
Fraksi n-heksana yang diperoleh dimasukkan ke dalam kolom kromatografi dengan
menggunakan fase diam silika gel 60 G (Merck 10734 30-70 mesh) dengan fase
gerak n-heksana setil asetat (7:3, v/v).
Fraksi n-heksan-etil asetat (7:3)
menghasilkan kristal. Kristal yang diperoleh berbentuk jarum dan berwarna putih
sebanyak 18 mg dengan titik lebur 170-171°C. Kristal dianalisis dengan
spektroskopi IR dan NMR-1H. Dari hasil analisis diduga bahwa senyawa tersebut
adalah senyawa steroid golongan sterol dan berdasarkan hasil konfirmasi dengan
membandingkan pada data literatur, senyawa tersebut adalah stigmasterol. (Penelitian CHAIRUL SALEH : ISOLASI SENYAWA
STEROID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN MAJA(Aegle
marmelos (L.) Correa)
4. Jelaskan
dasar titik tolak penentuan struktur suatu senyawa organik. Bila senyawa bahan
alam tersebuat adalah kafein misalnya. Kemukakan gagasan anda hal – hal pokok
apa saja yang di perlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan.
Jawab:
Sintesis dan pemurnian bahan bukan
tujuan final bagi kimiawan. Yang harus didefinisikan adalah struktur bahan yang
telah disintesis dan dimurnikan. Tahap ini kadang merupaka tahap yang palin
sukar. Harus diakui bahwa sampai paruh akhir abad ke-20, kimiawan tidak
dibekali dengan alat yang cukup untuk mengataso kesukaran ini. Beberapa
kimiawan mengusulkan struktur yang tidak tepat bahkan untuk beberapa tahun.
Namun, situasinya berubah drastis sejak dikembangkan berbagai teknik
spektroskopi. NMR (Nuclear magnetic resonance) khususnya adalah metoda
yang sangat unggul dibanding metoda-metoda yang lain. Untuk padatan kristalin,
analisis kristalografi sinar-X terbukti sangat bermanfaat.
Sebelum dikenalkan teknik
spektroskopi, yakni sampai paruh pertama abad 20, penentuan struktur senyawa
organik didasarkan atas perbandingan dengan senyawa yang strukturnya telah
diketahui. Bila semua sifat fisik dan kimia senyawa identik dengan senyawa yang
telah dideskripsikan di literatur, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang sedang
dipelajari identik dengan snyawa yang strukturnya telah diketahui. Kriteria ini
masih diadopsi hingga kini walaupun perbandingan yang dilakukan mungkin
berbeda.
Bila sifat fisik dan kimia senyawa
yang diselidiki tidak tepat dengan senyawa apapun yang sudah dikenal di
literatur, besar kemungkinan senyawa ini adalah senyawa baru, belum pernah
disintesis atau belum pernah dilaporkan. Dalam kasus semacam ini, masalah baru
mungkin muncul. Bagaimana orang dapat menentukan struktur senyawa yang sama
sekali baru? Metoda penentuan struktur berubah drastis pada pertengahan abad
20. Metoda tradisional, walaupun sederhana, sangat memakan waktu dan sukar
dalam praktek: jadi, pertama struktur senyawa yang baru disintesis diasumsikan,
dan kemudian suatu rute tertentu didesain untuk mengubah senyawa ini menjadi
senyawa yang telah diketahui. Pengubahan itu mungkin memerlukan beberapa tahap.
Sepanjang perubahan struktur yang disebabkan oleh tiap tahap teridentifikasi,
pengubahan yang berhasil sampai senyawa yang diketahui merupakan bukti struktur
yang diasumsikan. Harus ditambahkan bahwa reaksi untuk pengubahan ini dipilih
dari reaksi yang hanya melibatkan gugus fungsi dan bukan kerangka molekulnya.
Kini penentuan struktur terutama
dilakukan dengan metoda spektroskopik dan difraksi. Pertama akan dibahas metoda
penentuan struktur yang tersedia sebelum zaman modern, baru setelah itu teknik
modern didiskusikan. Harus ditambahkan kini tersedia banyak metoda untuk
menentukan struktur. Misalnya, perhitungan kimia kuantum mungkin juga merupakan
sumber informasi yang bermanfaat.
a. Uji titik leleh campuran
Seebelum pertengahan ada 20,
prosedur utama dalam penentuan struktur senyawa organik adalah untuk
membuktikan bahwa senyawanya identik dengan senyawa yang telah diketahui. Bukti
ini terutama dicapai dengan uji titik leleh campuran (uji campuran). Metoda ini
didasarkan prinsip bahwa titik leleh padatan paling tinggi ketika padatan itu
murni. Bila dua sampel A dan B memiliki titik leleh yang sama, maka ditentukan
titik leleh A murni, B murni dan campuran sejumlah sama A dan B. Bila hasil
ketiganya sama, terbukti bahwa A dan B identik.
Dalam praktek, terdapat beberapa
kerumitan. Titik leleh tidak selalu tajam, dan bahan cenderung meleleh dalam
rentang suhu tertentu. Jadi, tidak mudah untuk menyatakan apakah dua titik
leleh sama atau tidak. Namun, metoda dan teorinya sederhana dan jelas, dan
telah digunakan sebagai sarana identifikasi selama beberapa tahun.
b. Penggunaan turunan padatan
Bila sampelnya berwujud cairan atau
gas, metoda titik leleh campuran tidak dapat digunakan. Bila sampel gas atau
cairan memiliki gugus fungsi yang reaktif, sampel ini dapat diubah menjadi
padatan yang mungkin menghasilkan kristal yang indah. Aldehida dan keton, yang
sangat penting dalam kimia organik, cenderung berupa cairan bila m assa
molekulnya rendah. Dalam kasus semacam ini senyawa ini biasanya diubah menjadi
turunannya yang padat yang lewbih mudah ditangani untuk penentuan struktur.
Pereaksi yang dapat bereaksi dengan aldehida dan keton, misalnya hidroksilamin
NH2OH ??hidrazin NH2NH2 dan fenilhidrazin
C6H5NHNH2 ??Sfenilhidrazin terkenal
karena kimiawan Jerman Emil Fischer (1852-1919) menggunakannya dengan sukses
dalam risetnya pada topik gula. Beberapa reaksi untuk mendapatkan kristal
turunannya diberikan di bawah ini.
CH3CHO
|
+
|
NH2OH
|
–>
|
CH3CH=NOH
|
+
|
H2O
|
|
Asetaldehida
|
|
hidroksilamin
|
|
asetaldoksim
|
|
|
|
(CH3)2C=O
|
+
|
C6H5NHNH2
|
–>
|
(CH3)2C=NNH
C6H5
|
+
|
H2O
|
|
aseton
|
|
fenilhydrazin
|
|
asetonfenilhidrazon
|
|
|
|
Senyawa turunan yang kristalin dapat
digunakan untuk penentuan struktur senyawa yang tidak diketahui. Prosedurnya
sama dengan yang dibahas di atas
c. Perbandingan sifat fisik
Sifat fisik lain seperti titik
didih, indeks bias, momen dipol, dan rotasi spesifik untuk senyawa yang optik
aktif dapat memberikan onformasi yang bermanfaat. Data semacam ini dapat
memberikan informasi pda sifat keseluruhan molekul. Kadang, sifat molekul
keseluruhan dapat merupakan jumlah dari berbagai kontribusi bagian-bagian senyawa.
Dalam kasus sperti ini, informasi pada bagian tertentu senyawa dapat diperoleh.
Misalnya, penggunaan momen dipol µ akan diberikan di bawah ini.
Momen dipol hasil perconaan untuk
nitrobenzen (3,98 D) dan khlorobenzen (1,58 D), arah momen dipolnya ditentukan
dengan sifat elektronik gugus fungsi (misalnya keelektronegatifan) (Gambar
13.1(a)). Dalam mendiskusikan momen dipol senyawa organik, momen ikatan C-C dan
C-H diasumsikan nol. Jadi momen senyawa-senyawa tadi ditentukan terutama oleh
momen ikatan gugus fungsinya.
d. Reaksi kualitatif
Penentuan struktur senyawa organik
biasanya meliputi dua pendekatan. Sebaliknya, informasi struktur secara kasar
didapat dengan penentuan massa molekul, analisis unsur, dsb. Demikian juga
informasi jenis dan jumlah gugus fungsi juga harus didapatkan. Jadi, informasi
tentang molekul secaraa keseluruhan dan substituennya didapatkan secara
seiring.
Sebelum perkembangan spektroskopi,
identifikasi gugus fungsi bergantung terutama pada kereaktifannya. Contoh
khasnya adalah deteksi gugus karbonil (aldehida -CHO dan keton -C=O) dengan
menggunakan reaksi cermin perak dan uji Fehling.
Kini metoda seperti ini tidak pernah
digunakan untuk mendeteksi aldehida di laboratorium riset manapun. Namun,
reaksi semacam ini masih sangat penting tujuan pendidikan. Lebih lanjut,
beberapa reaksi wa rna klasik masih digunakan. Contoh yang baik adalah reaksi
ninhidrin, yang bahkan sekarang pun masih sangat bermanfaat untuk analisis asam
amino.
Contoh : Senyawa
Fenol dari Kulit Batang Manggis Hutan (Garcinia bancana Miq.) dan Aktivitas
Antioksidannya
Dilakukan isolasi terhadap Kulit Batang Manggis Hutan dan Aktivitas
Antioksidannya sehingga didapatkan struktur dari senyawa itu. Adapun Karakterisasi
dan penentuan struktur senyawa hasil Isolasi.
Senyawa hasil
isolasi berupa kristal putih dengan t.l. 240-242 °C dan []D20
-68° (c 1,0, MeOH). Struktur molekul senyawa hasil isolasi ditetapkan
berdasarkan data spektroskopi, yang meliputi UV, IR dan NMR 1-D dan 2-D, serta
dengan perbandingan data yang sama dengan yang telah dilaporkan sebelumnya.
Spektrum UV (MeOH) menunjukkan serapan maksimum pada maks
(log ε) nm: 206 (5,64), 230 (4,97), dan 280 (4,54) yang mengalami pergeseran
batokromik dengan penambahan pereaksi geser NaOH dengan maks
(log ε) nm 206 (5,64), 243 (5,03), dan 289 (4,64) yang mengindikasikan adanya
kromofor fenolik. Spektrum IR (KBr) menunjukkan adanya pita-pita serapan (maks
cm-1) untuk gugus hidroksil (3413), C=C aromatik (1624, 1519 dan 1442) dan C-O
eter (1145). Data spektrum UV dan IR memperlihatkan ciri khas senyawa golongan flavonoid
dengan inti flavan. Pembuktian lebih lanjut untuk struktur senyawa hasil
isolasi diperoleh berdasarkan hasil analisa data 1H.
Gambar 1. Spektrum 1H NMR
(-)-epikatekin
Gambar 2. Spektrum 13C NMR
(-)-epikatekin
Dari gambar
diatas, telah didapatkan struktur dari senyawa yang ingin diisolasi.
Penentuan
struktur dapat juga dilakukan dengan bantuan yang lain seperti Kromatografi
HPLC, spektrum IR, UV, dan lain-lain.